Jumat, 15 Januari 2010

Tari Topeng Bekasi


Tarian Topeng lebih dikenal dengan topeng saja, merupakan salah satu jenis kesenian Bekasi yang relatif masih tetap eksis dan masih banyak penggemarnya. Sama halnya dengan musik gambus, Topeng Bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan. Walaupun dinamakan Tarian Topeng, namun tidak didominasi oleh tarian saja juga menampilkan lawakan (komedi) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Drama komedi atau lawakan ini ditampilkan setelah tarian selesai ditampilkan.
Prosesi selengkapnya dari topeng ini adalah sebagai berikut:
• Sebelum dilaksanakan pementasan, ketua atau pimpinan rombongan biasanya menyelenggarakan upacara dengan menggunakan sesajian (dalam bahasa Bekasi: sajen). Penyampaikan maksudnya dengan ritual tertentu agar selama pementasan, para pemain tidak mendapat gangguan dan diberikan keselamatan sampai berakhirnya pementasan.
• Pementasan dimulai dengan pemukulan gong. Pukulan gong ini dilaksanakan berdasarkan hitungan hari. Pukulan gong pada hari Senin berjumlah 4 (empat), Selasa 3 (tiga), Rabu 7 (Tujuh), Kamis 6 (enam), Jum,at 8 (delapan), Sab’tu 9 (sembilan) dan Minggu 5 (lima) pukulan.
• Iringan musik diawali dengan alunan rebab (arangan-arangan rebab).
• Setelah alunan rebab, dilanjutkan dengan ganjuran atau tetalu, yaitu alat musik yang ditabuh secara bersama-sama.
• Setelah iringan musik, baru penari menampilkan tarian topeng.
• Terakhir adalah pementasan drama komedi atau lawak.
Sementara itu, jenis tarian topeng antara lain tarian Kang Haji yang merupakan dasar dari semua gerakan tari topeng. Oleh karena itu, tarian Kang Haji juga disebut sebagai tarian dasar. Jenis tarian lainnya, sebagai berikut:
• Tarian Topeng Tunggal, yaitu tarian topeng yang menampilkan tiga karakter sesuai dengan tiga warna topeng yang dipakai. Warna topeng tersebut adalah warna putih untuk melakukan tarian yang lemah gemulai, warna merah jambu untuk melakukan tarian dengan gerakan yang genit dan warna merah untuk melakukan tarian dengan gerakan yang gagah perkasa.
• Tarian Gegot, yaitu tarian yang dilakukan oleh empat sampai enam orang penari yang menggunakan topeng.
• Tarian Ronggeng Blantek dan tarian Ajeng merupakan tarian yang dilakukan rampak.
• Tarian enjot-enjotan merupakan tarian berpasangan antara pria dan wanita.
Tarian topeng diiringi oleh musik yang terdiri dari 5 (lima) jenis alat musik, yaitu gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek. Konon, lima jenis alat musik ini merupakan lambang dari rukun Islam yang berjumlah lima. Namun dewasa ini, iringan musik topeng ditambah dengan alat musik lain karena pengaruh dari budaya Sunda dan Betawi, yaitu salendro, saron, bended dan trompet. Adapun lagu-lagu yang sering dinyayikan dalam tarian topeng, antara lain Kang Haji, Oncom Lele, Kang Jamas, Tiang Layar dan Rambate.
Walaupun jumlah kelompok topeng Bekasi hanya tersisa sekitar 20-an kelompok saja, hingga kini topeng Bekasi masih tetap eksis. Topeng di kampong Jati Tambun pimpinan Pak Kacrit (sekarang dikelola oleh anaknya Pak Supri) merupakan contoh konkrit eksistensi Topeng Bekasi.
Setiap hari kelompok ini melatih sekitar 60 anak dari berbagai wilayah Bekasi dan Jakarta. Menurut penuturan pak Supri, banyak seniman-seniman topeng yang datang berguru ke Kampung Jati. Salah satunya adalah H. Bokir (Alm.) yang dikenal sebagai pimpinan dan sesepuh Topeng Betawi (pada tahun 70-an) dan Mandra (ketika berumur 12 tahun), dua tokoh tersebut pernah berguru kepada pak Kacrit di kampong jati, Tambun, kemudian mengembangkan kesenian tersebut di Jakarta sampai sekarang.